Minggu, 04 November 2012

[#novemberngeblog, short-fiction] —hilang

Diposting oleh aisyah rahmania di 20.11
"You were a dream. Then a reality. Now a memory."
I Wrote This For You

-.-.-.-

((terinspirasi dari Minerva, Andrei, dan Vincenzo;
para kakak fiktif yang sangat menyayangi adik mereka,
dan berusaha menyelamatkan sang adik dari masa lalu serta realita yang menyiksa.))

-.-.-.-

—hilang



-.-.-.-

Sepasang biner tersebut berusaha untuk terpejam. Berusaha untuk melupakan realita serta mengunjungi mimpi yang memanggil rindu dari alam bawah sadar. Berusaha untuk tidurya, tidurdemi mempersiapkan tenaganya menjalani hari esok di kampusnya.

Sayangnya tidak. Tidak bisa terpejam. Sang lelaki muda ternyata sedang insomnia mendadak. Sehingga yang ia lakukan hanyalah menatap langit-langit kamar kos yang sempit, diam seraya mendengarkan jam dinding berdetik tik tok tik tok memecah sunyi. Sekarang sudah menjelang tengah malam. Suasananya tenang. Menstimulasi otaknya untuk berpikir dan merenung sejenak. Memikirkan berbagai macam prediksi akan hari esok yang belum tiba. Merenungi kebenaran dari apa yang telah dilakukannya hari ini. Dan

termasuk juga mengembara ke masa di mana adiknya masih ada.

Ya, adiknya. Adik perempuannya yang bernama Eliza. Adik yang sekarang menginjak usia sekolah menengah pertama bila sang adik masih bernapas. Adik yang ceria, penuh senyuman meskipun keluarga mereka sebenarnya sangat bermasalah.


Serta adik yang gagal ia selamatkan.



ah.

Memori-memori lama mulai berdatangan. Serpihan pertama. Masa di mana mereka tidak lagi mengenal entitas yang disebut 'ayah' karena. Masa di mana Ibu tercinta berubah drastis, semakin dingin, semakin tak menunjukkan rasa kasih sayang lagi (katanya karena ibu mulai membenci ayah yang meninggalkannya seenak jidat, katanya karena ibu sebal dengan anak-anaknya yang mirip dengan rupa ayah, katanya). Ya, hari-hari bagai neraka. Hari-hari yang menyebabkannya mengalami masa-masa penggencetan di sekolah.

(dan yang ia tak sangka, adiknya juga mengalami masa penggencetan yang serupa.)

Lalu serpihan berikutnya ialah ingatan menuju masa itu. Masa di mana ia baru menyadari kesalahan fatalnya. Kesalahan karena tak berusaha memahami sang adik lebih dalam. Kesalahan karena terbuai hanya dari cover depannya semata, tanpa berusaha untuk membolak-balik halaman demi mencermati makna.


(kepingan masa lalu yang selalu membuatnya merasakan penyesalan yang sangat mendalam hanya dengan mengingatnya sesaat.)


Dan ia masih ingat kronologinya. Kronologi kejadiannya. Ketika sang adik berdiri tepat di atas balkon sekolah dasar di lantai lima. Merentangkan tangannya seraya tersenyum lebar. Kemudian menoleh padanya, padanya seraya berkata.

(kata-kata itu, ia masih mengingat dengan sangat jelas kata-kata itu.)

"Aku menyelamatkan diriku, Kakak."

"Aku menyelamatkan diriku agar aku tak mengalami kejamnya hidup."

"Aku menyelamatkan diriku sehingga aku tidak lagi menyusahkan Ibu."

Yang terekam oleh binernya ialah sosok bersurai kelam yang terjun dari atas gedung sekolah. Yang terekam oleh sepasang telinganya adalah suara bedebam bercampur erangan serta tulang patah. Dan ia bersumpah, ia seakan mendengar suara embusan napas yang berhenti, entah kenapa.

Eliza, adiknya, memutuskan untuk mati.

Adiknya. Adiknya yang memiliki surai kelam sehalus sutra. Adiknya yang selalu memamerkan senyuman di wajahnya. Adiknya, adiknya yang itu, adiknya yang akhirnya memutuskan untuk membuang nyawanya, bebas dari realita kehidupan yang menyiksa.

Harusnya ia tahu. Harusnya ia tahu Eliza lebih dari siapapun. Harusnya ia tahu. Harusnya ia tahu. Harusnya ia melakukan sesuatu kala itu.

Sayangnya tidak. Ia tertegun. Membeku. Teramat membeku karena terkejut. Terkejut, sebab ia tak menyangka sosok seceria Eliza, ternyata sebenarnya begitu terluka akan realita hingga menyerah dan memilih untuk mengakhiri hidupnya.

Karena sang kakak baru mengetahui bahwa di balik cerianya sang adik tersimpan banyak luka, tersimpan banyak lebam, tersimpan banyak jerit kesakitan dalam hatinya.

Karena ia baru tahu ketika sang adik telah tiada.

(itulah kesalahannya, kesalahan di masa lalu yang sangat fatal.)

Dan, ya, kini tak ada lagi tawa ceria serta senyum terekah dari sesosok gadis mungil dengan surai sepekat malam. Tidak ada lagi ucapan selamat datang dan juga makan malam yang lezat. Tidak ada.

Yang tersisa hanyalah pecahan-pecahan masa lalu yang menyiksa.

-.-.-.-
fin
-.-.-.-

catatan penulis:

akhirnya kesampaian juga ikut #NovemberNgeblog :') jujur kayaknya ceritanya agak ngawur ya? ='')) yah, ginilah tulisan saya. gak bisa jauh-jauh dari sad-ending. ahaha #ketawasarkas
mohon komentar dan kritiknya. dan terima kasih sudah membaca~ \:'D/

0 komentar:

Posting Komentar

 

すべての本天国すぎる Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea